Artikel Tentang Kesehatan Mental_Ayo Sayangi Dirimu! Survei Membuktikan 9 Dari 10 Orang Terkena Penyakit Mental, Perlu Gak Sih Kita Menyayangi Diri Kita Sendiri?

 

Artikel 

Oleh: Siti Dian Nurfitri

Ayo sayangi dirimu! Survei membuktikan 9 dari 10 orang terkena penyakit mental, perlu gak sih kita menyayangi diri kita sendiri?


Kesehatan Mental

Seseorang dapat dikatakan sehat secara mental ketika dia dapat menyeimbangi ketiga aspek penting didalam berinteraksi baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain yang meliputi: perasaan emosional, psikologis, maupun sosial bermasyarakat, ketiga aspek itu dapat terlihat dari beberapa tindakan pelaku terhadap reaksi yang timbul, dan bagaimana cara seseorang berpikir untuk membuat keputusan didalam memecahkan suatu permasalahan. Kehidupan sosial seseorang yang memiliki mental sehat cenderung lebih mudah untuk bergaul, dan banyak memberikan kontribusi besar baik bagi seseorang disekitarnya,  maupun dirinya sendiri, mental yang sehat akan menimbulkan jiwa kuat, sehingga orang yang memiliki mental sehat jarang sekali terserang penyakit.

Kesehatan mental yang sehat, dan positif sangat penting dimiliki oleh setiap individu dikarenakan hal ini membuat seseorang dapat menjalankan aktivitasnya dengan jauh lebih produktif dibanding seseorang yang mempunyai gangguan kesehatan mental. Masalah mental yang dihadapi setiap orang menimbulkan reaksi negatif bagi seseorang disekitarnya, mereka menganggap masalah kejiwaan ini disamakan dengan orang gila  yang berkeliaran dijalan, dan mereka menganggap bahwa penyakit ini sama halnya seperti orang yang mereka temui sering mengamuk, atau bahkan sampai mengejar seseorang, penyakit ini  bahkan dianggap kronis yang tidak ada obat penyembuhnya sama sekali, lalu  mereka jadikan semua ini sebagai bahan olokan, atau lelucon, tak jarang banyak dari mereka yang menjauhinya, nyatanya semua itu tidak sama seperti apa yang mereka pikirkan, itu terlalu berlebihan, faktanya hanya saja sedikit pemahaman mereka mengenai "Gangguan Jiwa".


Pengertian Kesehatan Mental

Istilah kata “Kesehatan Mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata mental diambil dari Bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam Bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa, atau kejiwaan. Hygiene jika diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia memiliki arti higenis yang bermakna bersih dari penyakit, higenis dapat diartikan juga sebagai menjaga lingkungan agar tetap bersih dalam upaya memelihara kesehatan agar terhindar dari beberapa penyakit yang menular. Sementara menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya “Psikologi Agama” menyatakan bahwa: “Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman, dan tentram, dan upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya terhadap Tuhan). Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah upaya menjaga psikis, atau jiwa agar tetap tenang melalui cara kerohanian yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan, dan selalu tawakal atas nasib buruk yang menimpa jangan dijadikan dilematik sehingga menimbulkan pikiran negatif yang seharusnya tidak perlu dipikirkan. Berbicara tentang suatu hal yang bersifat kerohanian mengingatkan saya kepada diskusi pertemuan dengan dosen Studi Islam mengenai sub bab “Filsafat Islam” saat dikampus, beliau mengatakan: “Bahwa didunia ini ada hal yang tidak bisa dijangkau oleh nalar akal manusia, hanya dapat dirasakan didalam hati dengan cara rububiyah karena didunia ini memang ada sesuatu yang terlihat dengan noumena yang tidak diketahui oleh panca indera (spiritual)”. Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena banyak  sekali orang yang khawatir akan masa depannya bukan karena mereka telah mengalami gagal, hanya saja karena mereka kurang dekat dengan tuhannya, sehingga tidak percaya bahwa ada yang namanya “Takdir Tuhan” mereka yang tidak dekat dengan Tuhan selalu beranggapan bahwa takdir yang diberikan Tuhan kepadanya adalah bagian takdir buruk saja sehingga mereka cenderung cemas, dan menjadi dilematik, bahkan berujung depresi. Jika mereka bisa berpikir seperti itu seharusnya mereka juga harus bisa lebih berpikir lagi, dan mempercayai bahwa ada beberapa takdir yang dapat diubah ketetapannya mereka hanya perlu berusaha sungguh dalam menggapainya, dan ikhlas menerima apapun hasilnya. Bagaimana jika sudah berusaha hasilnya tidak baik? Berarti ada hasil yang jauh lebih baik yang tidak kamu ketahui berasal dari usaha yang kamu lakukan, kamu hanya perlu berusaha menemukannya lebih dalam lagi, semua ini tentunya harus selalu diimbangi dengan permohonan rida terhadap tuhan karena "doa tanpa usaha itu omong kosong, dan usaha tanpa doa adalah sombong!"


Gangguan Mental

Banyak sekali faktor internal yang dapat menyebabkan kesehatan mental kita terganggu salah satu yang pasti adalah "perasaan cemas berlebihan", atau biasa kita kenal dengan kata 'anxiety disorder' yang dapat membuat seseorang mengalami gangguan sulit tidur, dan cenderung selalu merasa lelah meskipun seharian dia sedang tidak melakukan aktivitas apapun, faktor lain yang dimiliki oleh seorang pengidap anxiety disorder, diantaranya adalah: Pertama, dapat sewaktu-waktu merasakan gangguan serangan panik, seseorang yang cemas cenderung akan merasakan panik dengan apa yang mereka cemaskan, rasa panik yang berlebihan dapat menimbulkan rasa takut yang berujung kepada depresi. Kedua, dapat menimbulkan rasa phobia, seorang pengidap gangguan kesehatan mental jika terus dibiarkan dapat membuat seseorang mempunyai rasa phobia terhadap sesuatu yang mereka takutkan dengan cara berlebihan, ketika seorang phobia mempunyai ingatan kembali tentang suatu phobia tersebut mereka akan mengalami histeris ketika mengingatnya bahkan sampai berujung trauma, sebagai contoh mereka yang mengalami phobia ketinggian takut ketika melihat sesuatu dari atas puncak ke lantai dasar karena ingatan mereka tentang tinggi sudah terekam perasaan akan takut jatuh. Ketiga, terkena gangguan obsesif kompulsif, seseorang yang memiliki gangguan kesehatan mental akan mudah terkena penyakit obsessive compulsif disorder (OCD) yang membuat penderitanya dituntut selalu melakukan suatu tindakan secara berulang-ulang, seperti contoh seseorang yang takut terkena virus covid-19 akan selalu mencuci tangannya setiap tersentuh benda karena menganggap ditangannya sudah banyak kuman menempel sehingga dapat membuat dirinya rentan tertular berbagai penyakit, jika hal ini sudah tertanam didalam dirinya, dan terus dibiarkan mereka akan terus merasa cemas penuh ancaman setiap harinya. Selain faktor internal terdapat juga faktor pendukung eksternal diluar dirinya yang sering banyak kita jumpai salah satunya yaitu mengenai "lingkungan keluarga yang kurang sehat" akan dapat menjadi ancaman bagi siapapun yang melihat, dan merasakannya, seperti contoh seorang anak melihat orang tuanya berkelahi bahkan sampai berujung kepada perceraian membuat imajinasi anak terekam perasaan takut menikah karena rasa trauma mempunyai pasangan yang sama dengan orang tuanya, disamping itu adapula seseorang yang melihat kasus marak pelecehan semakin pesat yang membuat dia menjadi takut mengenal orang baru sehingga memilih untuk menutup dirinya.


Bagaimana Cara Mengatasinya? 

1. Melakukan kegiatan aktivitas yang positif, seperti halnya seseorang yang memiliki kegemaran menulis mencoba untuk menulis apapun yang dia suka karena merasa memberikan banyak manfaat, dan tidak menganggu aktivitas keseharian, dan seseorang yang mempunyai rasa cinta terhadap kebersihan akan meluangkan waktu kosongnya untuk melakukan pekerjaan rumah dengan perasaan yang nyaman, dan tentram.
2.  Menghargai diri sendiri, mencintai diri sendiri itu perlu, atau biasa kita kenal sebagai self love, dan menghargai diri sendiri itu juga perlu, kita dapat menghargai diri kita sendiri dengan cara self reward, yup! Dengan cara memberikan penghargaan untuk diri kita sendiri, sebagai contoh: ketika kita memenangkan sebuah perlombaan kita gunakan hasil hadiah perlombaan itu untuk menyenangkan diri sendiri, yuk! Buat diri kamu selalu merasa happy, atau jika kamu tidak mempunyai uang yang cukup untuk memberikan dirimu reward kamu bisa memberinya dengan cara tidak membandingkan dengan apapun yang orang lain terima, sebagai contoh kasus: kamu baru saja memenangkan olimpiade sebagai peraih juara ketiga, sedangkan temanmu peraih juara unggul pertama, kamu jangan pernah merasa dirimu lebih lemah dari orang lain yang dapat menyebabkan dirimu merasa sedih. Mari sayangi dirimu, jangan biarkan dirimu sedih! Kamu harus yakin kalau kamu sama hebatnya dengan temanmu, dan orang lain dengan ini tidak akan ada lagi perasaan iri yang membuatmu mengalami penyakit negative thingking.
3. Penerapan pola hidup sehat, dengan cara kamu dapat berolahraga untuk mengeluarkan energi negatif yang ada, dan untuk mengembalikan energi positif ditubuhmu dengan melakukan aktivitas secara rutin, mengkonsumsi makanan yang sehat dan halal, dan istirahat yang cukup agar kamu tidak mudah lelah karena jika seseorang kelelahan otak akan lebih sulit untuk menangkap pikiran yang jernih.
4. Pelihara hubungan yang baik dengan orang lain, seseorang yang memiliki kebencian, atau rasa dendam terhadap orang lain cenderung membuat dirinya tidak akan pernah puas, selalu merasa iri, dan sulit untuk memaafkan berbagai kesalahan.
5. Psikoterapi, atau terapi bicara yang memberikan media aman dalam mengungkapkan perasaan, dan meminta saran, sekarang kamu tidak perlu takut untuk bercerita lagi karena  https://www.dearsenja.com/ memberikanmu ruang ternyaman, dan aman untuk kamu dapat mencurahkan seluruh perasaan kamu tanpa takut rahasiamu terbongkar, atau merasa dihakimi.
6. Membaca berbagai wawasan mengenai mental health di berbagai situs laman, atau web, jika kamu bingung mencarinya kamu dapat mencarinya di situs laman https://www.blog.dearsenja.com/
#DearSenjaBlogCompetition

Jadi perlu gak sih readers kita menyayangi diri sendiri? Jawabannya adalah perlu banget! Karena dengan kita menyayangi diri kita sendiri, dan memberi banyak self reward untuk diri sendiri dapat membuat kita jadi memiliki banyak perasaan nyaman serta menimbulkan kebahagian, self love ini membuat kita jauh lebih percaya diri sehingga tidak ada lagi ruang untuk kita dapat membandingkan diri dengan orang lain, atau bahkan sampai menutup diri, kamu harus percaya bahwa tidak ada manusia yang sempurna yang ada hanya manusia yang kurang bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri padanya, menyayangi diri dapat menguatkan jiwa dalam menjalani hidup dengan jauh lebih tenang tanpa rasa cemas.


Referensi:

Fadli, Rizal. "Kesehatan Mental", https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental, diakses pada 20 Januari 2023

Seribu Tujuan. "Memahami Kesehatan Mental", https://www.seributujuan.id/id/apa-itu-kesehatan-mental, diakses pada 30 Januari 2023

Ariadi, P. 2013. Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam. Syifa MEDIKA 3 (2): 119








 

 

Komentar